Psikologi Penganggaran : Dinamika Kognitif dan Perilaku Dalam Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah
Judul: Psikologi Penganggaran : Dinamika Kognitif dan Perilaku Dalam Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah
Tiada kata yang lebih pantas diucapkan selain “Alhamdulillah”,
atas izin, petunjuk, dan bimbingan dari Allah
SWT, buku ini dapat disusun sebagai bentuk ikhtiar kecil dalam menggali dan
mengembangkan ilmu pengetahuan. Sholawat dan salam dihaturkan kepada junjungan
Nabiullah Muhammad SAW, dengan segala keteladannya, menjadi sumber inspirasi
bagi seluruh ummatnya dalam menjalankan fungsi kekhalifaan sebagaimana tujuan
utama penciptaan manusia.
Gagasan awal buku ini bermula dari hasil
interaksi yang telah berlangsung selama kurang lebih tiga tahun terakhir dengan
teman-teman pengelola anggaran daerah, terutama di Badan Keuangan di Indonesia.
Sepanjang interaksi tersebut,
penulis mengamati,
meneliti, dan berdialog dengan para pelaku pengelolaan keuangan di pemerintah
daerah. Sesederhana yang teramati, penulis berkesimpulan bahwa bertahun-tahun
kita berbicara tentang “reformasi keuangan daerah”, “penguatan transparansi
dan akuntabilitas”, dan
“penganggaran berbasis kinerja”, namun di banyak tempat pola yang kita temukan
masih sama: anggaran disusun terutama untuk memenuhi tenggat waktu dan format
regulasi yang tersedia,
bukan sebagai alat refleksi rasional dan moral tentang bagaimana sumber daya
publik seharusnya digunakan. Dari sisa-sisa permasalahan tersebut, penulis
mencoba untuk memunculkan
gagasan kecil dengan merumuskan “psikologi penganggaran” untuk
memberi secuil warna dalam dinamika pengelolaan anggaran di lingkup pemerintah
daerah.
Selain itu, di
balik dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang tampak
teknokratis, sejatinya berkelindan berbagai proses psikologis: cara para aktor
mendefinisikan masalah, menimbang risiko, merasakan tekanan, memaknai hubungan
kekuasaan, dan memutuskan kepada siapa sumber daya akan dialokasikan. Anggaran
bukan hanya kumpulan angka, melainkan cermin cara berpikir, cermin optimisme
dan harapan, sekaligus
cermin budaya organisasi. Namun, dimensi ini relatif jarang disentuh dalam
literatur keuangan daerah di Indonesia, yang umumnya menekankan aspek legal,
prosedural, dan teknis akuntansi.
Buku
“Psikologi Penganggaran: Dinamika Kognitif dan Perilaku dalam Pengelolaan
Keuangan Pemerintah Daerah” berupaya mengisi celah tersebut. Isi buku tidak dimaksudkan untuk menggantikan
pendekatan hukum dan akuntansi yang pada dasarnya sudah relatif mapan, melainkan mencoba melengkapinya dengan lensa baru:
lensa yang menempatkan manusia dengan
segala keterbatasan kognitif, emosi, dan kebiasaannya di pusat analisis penganggaran. Di
sini, anggaran dilihat sebagai hasil interaksi antara struktur institusi,
insentif politik, dan proses psikologis individu maupun kelompok.

Komentar (0)
Posting Komentar